Minggu, 01 Maret 2020

Sistem regulasi manusia

Sistem Regulasi Manusia : Saraf, Hormon, Alat Indra dan Gangguan atau Kelaian adalah Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan.

sistem-regulasi-manusia


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Sistem Ekskresi Pada Manusia Secara Lengkap

Lihat Daftar Inti Pelajaran :

Sistem Regulasi Manusia

Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan. System saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. System hormone mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormone bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormone dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor rangsang dari luar. Alat indera meliputi mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.

System regulasi  pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti sel, akson, dendrit, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf yang berfungsi menerima rangsang (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf yang membawa rangsang dari otak menuju ke efektor disebut saraf motori. Sedangkan sel saraf yang menghubungkan neuron sensori dan neuron motori disebut neuron intermediat.

Penghantaran impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui perubahan muatan listrik pada sel saraf dan melalui sinapsis gerakan ada manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Pada gerak biasa, rangsang melalui jalur neuron sensori-interneuron-otak-neuron motori-efektor.sedangkan gerak refleks tidak melalui otak tetapi melalui sumsum tulang belakang.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak besar (serebru), otak kecil (serebelum), jembatan varol, dan medulla oblongata (sumsum lanjutan). Setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur kerja tubuh. Otak besar berfungsi sebagai pusat kesadaran, kecerdasan, ingatan, kenisfan, dan interpretasi kesan. Otak kecil sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi motor/gerakan. Medulla oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.


Sistem Saraf

Pada sistem saraf mempunyai pusat pengaturan yang disebut dengan sistem sarf pusat. Untuk menyampaikan suatu pengaturan sistem saraf pusat dibantu oleh sistem saraf tepi. Fungsi sistem saraf pada manusia sebagai berikut :
  • Mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja.
  • Menerima rangsangan sehingga dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar.
  • Mengendalikan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh.

SISTEM SARAFJaringan saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
Jaringan saraf
Terdapat 3 macam sel saraf
  1. Sel Saraf Sensorik
    Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang.
  2. Sel Saraf Motorik
    Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
  3. Sel Saraf Penghubung
    Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.

Organisme perlu mengenali parubahan lingkungannya. Perubahan lingkungan itu dapat merupakan rangsangan atau stimulus bagi organisme. Menurut asalnya, rangsangan dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangsangan dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara, cahaya, bau, panas, dan tekanan. Rangsangan dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, haus, dan nyeri. Menurut rangsangan mekanis adalah sentuhan dan tekanan. Contoh rangsangan kimia adalah rasa manis, pahit, asam, bau. Contoh rangsangan fisik adalah suhu, listrik, gravitasi, cahaya, dan suara.

Untuk dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, organisme memerlukan tiga komponen utama yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
  1. Reseptor.
    Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Alat indra kita adalah reseptor (penerima) rangsang tertentu. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsang tertentu. Rangsangan yang diterima diteruskan melalui serabut saraf sebagai impuls saraf.
  2. Sistem saraf
    Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah, dan meneruskan rangsangan ke efektor.
  3. Efektor
    Efektor merupakan struktur yang meleksanakan aksi sebagai jawaban terhadap impuls yang dating padanya. Efektor yang penting pada manusia adalah otot.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Sistem Saraf Otonom Beserta Penjelasannya

Sel Saraf (neuron)

Sistem saraf dibangun oleh triliunan sel saraf atau neuron. Sel saraf memiliki kepekaan terhadap rangsang dan mampu menghantarkannya. Sebuah sel saraf memiliki satu badan sel yang memiliki sitoplasma dan inti sel.
Badan sel memiliki sebuah inti dan didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl. Butir-butir Nissl berfungsi untuk mensintesius protein karena di dalam butir tersebut mengandung RNA. Badan sel ini hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada ganglion. Ganglion merupakan sekumpulan badan sel saraf yang terdapat di luar saraf pusat. Ciri khas lain dari sel saraf adalah adanya neurofibril yang terdapat di seluruh badan sel meluas sampai dendrit dan neurit. Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrite dan neurit. Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma.

Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrit dan akson.
  1. Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang terletak pada badan sel, berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor atau dengan ujung-ujung akson dari neuron lain. Pada umumnya dendrit berupa serabut pendek, tetapi pada sel saraf sensori, dendrit berukuran panjang.
  2. Neurit (akson) merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel. Neurit dari beberapa sel saraf dibungkus oleh selaput mielin. Selaput atau selubung myelin ini tersusun sebagian besar oleh lemak. Neurit diibaratkan sebagai kabel listrik; kawat halus di dalamnya sebagai neurofibril dan pembungkusnya sebagai selaput myelin. Selaput mielion berfungsi untuk melindungi neurit dan memberi nutrient, selaput myelin merupakan kumpulan sel Tidak semua bagian neurit deselubungi selaput mielin. Pada tempat-tempat tertentu terdapat suatu penyempitan melingkar (sirkuler) yang disebut nodus Ranvier (Node of Ranvier), sehingga serbut saraf tampak seperti buku-buku.
tonjolan sitoplasma
Nama
Struktur
Fungsi
Neuron sensoriBadan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjangMembawa rangsangan ke system saraf pusat
Interneuron (neuron intermediet)Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjangMenerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron intermediet yang lain.
Neuron motorDendrite pendek dan aksonnya panjangMembawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor
Berdasarkan pada struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensori, motor, dan konektor (interneuron).
  • Sel Saraf Sensori (Neuron Sensori)
    Sel saraf sensori merupakan sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indra menuju ke sumsum tulang belakang. Oleh karena itu sel saraf sensori disebut juga sel saraf indra. Dendritnya berhubungan dengan indra untuk menerima rangsang, sedangkan neuritnya berhubungan dengan sel saraf lain.
  • Sel Saraf Motori (Neuron Motor)
    Sel saraf ini berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tilang belakang menuju ke otot aatu kelenjar tubuh. Sel saraf ni disebut juga sebagai sel saraf penggerak. Dendritnya berhubungan dengan neurit dari neuron lain sedangkan neuritnya berhubungan dengan efektor. efektor biasanya berupa otot atau kelenjar tubuh. Badan sel saraf motor terdapat pada pusat saraf.
  • Sel Saraf Konektor (Interneuron)
    Interneuron atau neuron konektor merupakan sel sarf berkutub banyak (multi polar) yang memiliki banyak dendrite dan akson. Fungsi sel saraf ini disebut pula sebagai sel saraf perantara atau penghubung. Ujung dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit sel saraf yang lain. Pada pertemuan ujung neurit dengan dendrit sel saraf berikutnya terdapat celah sempit yang disebut sinapsis. Pada tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.

Prinsip Penghantar Impuls

Rangsangan yang diterima oleh saraf sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.
Penghantaran lewat sel saraf
  1. Penghantaran lewat sel saraf
    Jika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membrane neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negative.keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membrane akan berubah. Akibatnya, polarisasi membrane berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.

  2. Penghantaran lewat sinapsis
    Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ion Ca. akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membrane post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

Gerak Refleks

Gerak merupakan salah satu aktivitas tubuh yang dapat digunakan untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Sering kali dalam kehidupan sehari-hari kita melkukan gerakan yang disadari maupun yang tidak kita sadari.
Impuls pada gerak biasa melalui perjalan yang berbeda dengan gerak refleks. Pada gerak biasa, impuls yng diterima oleh reseptor berjalan ke saraf sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk di olah. Hasil olahan di otak berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor.

Gerak refleks melalui jalan pendek, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima rangsang kemudian dibawa oleh saraf konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya diteima sel saraf konektor tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motor menuju ke efektor. jalannya impuls pada suatu kegiatan refleks disebut lengkung refleks. Berdasarkan letak penghubungnya, gerak refleks dibedakan menjadi refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Disebut refleks otak apabila saraf penghubungnya terletak didalam otak, misalnya refleks pupil mata yang membesar atau mengecil sebagai respons terhadap perubahan intensitas cahaya. Disebut refleks sumsum tulang belakang apabila saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang. Misalnya refleks pada lutut.

Susunan Sistem Saraf

System saraf pusat

System saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Seluruh aktivitas tubuh kita dikendalikan oleh system saraf pusat tersebut. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak dilindungi oleh tengkorak sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ system saraf juga dilindungi oleh selaput otak yang disebut meninges. Meninges terdiri dari tiga lapis, dari dalam keluar, yaitu:
  1. Pia mater
    Pia mater adalah selaput paling dalam dan sangat dekat dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
  2. Araknoid
    Araknoid berupa selaput jarring yang lembut, terletak anatar pia mater dan dura mater.
  3. Dura mater
    Dura mater merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak.
System saraf pusat
  • Otak
    Otak merupakan pusat saraf utama, terletak didalam rongga tengkorak. Ukuran otak manusia bervariasi, ditentukan oleh jenis kelamin, umur, dan ukuran fisik seseorang. Ukuran otak manusia mencapai maksimum pada usia 18 tahun. Berat otak orang dewasa sekitar 1,4 kg. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar. Otak dibagi menjadi 3 daerah, yait otak depan, otak tengah dan oatk belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio, sedangkan pada otak manusi dewasa sudah tidak tampak nyata karena masing-masing terdiri dari beberapa bagian atau lobus.

  • Thalamus
    Thalamus memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian lain di otak. Jadi, thalamus merupakan pusat penerus impuls sensori ke berbagai bagian sensori serebrum. Thalamus juga melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan rasa menyenangkan. Thalamus mengatur dan mengoordinasi manifestasi luar dari emosi.

  • Hipotalamus
    Hipotalamus memiliki fungsi penting untuk mengontrol sejumlah fungsi autonom. Hipotalamus merupakan pusat koordinasi system saraf autonom yang mengendalikan suhu tubuh, selera makan, lapat, haus, keseimbangan metabolism karbohidrat dan lemak, tekanan darah, tingkah laku, dan tidur. Hipotalamus juga mengontrol fungsi tertentu kelenjar pituitary (kelenjar hipofisis) dengan menghasilkan faktor pelepas.

  • Kelenjar pituitary
    Kelenjar pituitary atau hipofisis serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di lekuk kecil pada dasar tengkorak (selatursika), tepat di bawah hipotalamus dan dihubungkan oleh tangkai kecil. Satu-satunya fungsi kelenjar pituitary yang telah diketahui adalah sekresi hormone.

System saraf tepi

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar.
  1. Sistem Saraf Sadar
    Sistem saraf sadar artinya saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah komando kesadaran kita. Sebagai contoh, tangan kita gerakan karena secara sadar kita ingin mengambil gelas; bibir bergerak karena kita sadar ingin berbicara. System saraf sadar meliputi system saraf kepala dan sistem saraf tulang belakang. Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.

  2. Sistem Saraf Tak Sadar
    Sumsum saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang. Susunan saraf simpatik dan saraf tulang belakng. Susunan saraf autonom dan saraf parasimpatetik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak padaposisi ganglion. Saraf simpatetik memilki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut praganglion pendek dan memilki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memilki serabut praganglion yang panjang akarena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memilki serabut postganglion pendek.


Sistem Hormon

Sistem Hormon
Sistem Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memilki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran atau organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Tidak seperti sistem syaraf, pengaruh hormon berjalan lambat.. meskipun demikian, karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada jaringan dan menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, hormon ada pula yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan disebut neurohormon.

Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan internal, reaksi terhadap stress, serta tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit diperlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang sangat luas. Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada kelnjar yang cocok. Contohnya sekresi adrenalin dari medulla adrenal terjadi karena stimulasi dari sistem saraf simpatetik atau karena substansi tertentu dalam darah. Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh manusia antara lain hipofisis, epifisis, tiroid, paratiroid, timus, glandula adrenal, pancreas, kelenjar kelamin, kelenjar pencernaan. Berikut ini akan dibahas lebih rinsi masing-masing kelenjar tersebut.

Jenis Sistem Hormon

Kelenjar Hipofisis (Pituitari)

Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Ukurannya kurang lebih sebasar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior (depan), intermediet (tengah), dan posterior (belakang). Lobus intermedit terdapat dalam kelenjar putuitari bayi, sedangkan pada orang dewasa hanya merypakan sisa saja.

Meskipun berukuran kecil, hipofisis memegang peranan penting dalam koordibasi tubuh sehingga sering disebut master of glands. Berikut ini bahasan tentang kelenjar hipofisis bagian anterior, posterior, dan tengah.
  1. Kelenjar Hipofisis Anterior
    Kelenjar ini merupakan penghasil hormon yang paling beraneka raga mdan mempengaruhi bermacam-macam organ. Hormon diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi suatu hormon kurang atau berlebihan akan membawa akibat yang tidak diinginkan. Misalnya jika produksi hormon somatotrof terlalu berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa. Apabila berlebihan hormone somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan ujung-ujung tulang kearah samping. Sebaliknya, jika hormon somatotrof terlalu sedikit maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan atau kekerdilan.

  2. Kelenjar Hipofisis Posterior dan Tengah
    Hipofisis bagian tengah hanya menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH mempengaruhi warna kulit individu.

Sistem Hormon

Kelenjar Epifisis

Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas. Hingga saat ini belum dapat diketahuai dengan pasti hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya.
Kelenjar Hipofisis (pitutary) adalah sebuah kelenjar yang terletak di dekat hipotalamus yang disebut juga Master of glands karena kelenjar ini banyak mempengaruhi kerja kelenjar lain.

Hormon yang dihasilkan kelenjar Hipofisis :
  • Gonadotropin, terdiri atas FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone) berfungsi mengatur kerja gonad (kelenjar kelamin).
  • Somatotropin atau GH (Growth Hormone), berfungsi memacu pertumbuhan organ tubuh.
  • Terotropik atau TSH (Tyroid Stimulating Hormone), berfungsi merangsang kelenjar gondok (tiroid) untuk menskresikan Anoksin.
  • Kortikotropin atau ACTH (Adrene Corticotropic Hormone), berfungsi merangsang diskresinya hormon dan kelenjar anak ginjal.
  • Prolaktin atau LTH (Lactogenic Hormone), berfungsi mengatur pengeluaran air susu pasca melahirkan.

Kelenjar Hipofisis, terdiri dari 3 bagian dengan masing-masing fungsi yaitu :
  1. Kelenjar Hipofisis bagian depan (Hipofisis lobus anterior)
    • Merangsang sekresi dan pertumbuhan korteks anak ginjal
    • Mempengaruhi kerja kelenjar gondok (tiroid)
    • Merangsang pengeluaran air susu
    • Mempengaruhi kerja kelenjar anak gondok (paratiroid)
    • Merangsang pertumbuhan sperma dan sel telur
  2. Kelenjar Hipofisis bagian tengah (Hipofisis lobus intermediate)
    • Merangsang sel-sel untuk menghasilkan pigmen
  3. Kelenjar Hipofisis bagian belakang (Hipofisis lobus posterior)
    • Merangsang uterus dalam proses melahirkan
    • Mengatur kadar air dalam tubuh dan mengatur volume urine
    • Merangsang penyempitan pembuluh darah hingga dapat menaikkan glukosa menjadi glikogen

Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan sebelah jakun dan terdiri dari dua lobus, hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Tiroksin mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan gejala hipermetabolisme atau disebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus). Hipotiroid sebelum dewasa menyebabnkan kretinisme (kerdil), penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal. Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok.

Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi laring dan terletak di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini akan menghasilkan dua macam hormon yang bermakna yakni tiroksin dan triiodotironin yang biasanya disebut T4 dan T3, yang sangat mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid terdiri atas banyak sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya antara 100-300 mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan dibatasi oleh sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel itu. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein tiroglobulin besar, yang mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Tiroglobulin mengandung 70 asam amino tirosin dan merupakan substrat yang utama yang bergabung dengan iodida untuk membentuk hormon tiroid.

Fungsi Kelenjar tiroid
  1. Meningkatkan sintesa protein
    Salah satu fungsi tiroksin adalah meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria dan selanjutnya tiroid meningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk membangkitkan fungsi seluler.
  2. Efek terhadap pertumbuhan
    Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan paskalahir.
  3. Efek pada metabolisme karbohidrat
    Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi dari saluran cerna dan bahkan meningkatkan sekresi insulin.
  4. Efek pada metabolisme lemak
    Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan dibawah pengaruh hormon tiroid. Lemak yang disimpan dalam tubuh akan lebih banyak dipecah dari elemen jaringan lain. Hormon tiroid juga mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
  5. Efek pada plasma dan lemak hati.
    Hormon tiroid akan menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid dan trigliserida dalam darah walaupun sebenarnya hormon ini juga meningkatkan asam lemak bebas.
  6. Efek pada laju metabolisme basal
    Oleh karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme basal maka kelebihan hormon ini kadangkala akan meningkatkan laju metabolisme basal setinggi 60 sampai 100 persen di atas nilai normal.
  7. Efek pada berat badan
    Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya berkurang maka hampir selalu timbul kenaikan berat badan.
  8. Efek pada sistem kardiovaskular
    Meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak jumlah produk akhir dari metabolisme yang dilepaskan dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi sehingga meningkatkan aliran darah. Akibatnya curah jantung meningkat. Hormon tiroid juga meningkatkan frekuensi dan kekuatan denyut jantung. Begitu juga halnya pada volume darah yang dapat sedikit meningkat.
  9. Efek pada sistem respirasi
    Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida. Efek ini mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan
  10. Efek pada saluran cerna
    Hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna
  11. Efek pada sistem saraf pusat
    Meningkatkan kecepatan berfikir tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran
  12. Efek pada terhadap fungsi otot
    Peningkatan hormon tiroid biasanya menyebabkan otot bereaksi dengan kuat. Salah satu gejala yang paling khas adalah tremor halus pada otot.
  13. Efek pada tidur
    Oleh karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem saraf pusat maka penderita hipertiroid seringkali merasa capai terus menerus tetapi karena efek eksitasi hormon tiroid pada sinaps akan timbul kesulitan tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar